Quran mengatakan bahwa malaikat menggunakan lubang cacing ini untuk mencapai tempat manapun di alam semesta. Seorang pengamat di luar medan gravitasi melihat malaikat-malaikat itu melewatinya dengan kecepatan 99,99999...% dari kecepatan cahaya (kecepatan relativistik, sangat dekat dengan kecepatan cahaya setempat), yaitu pada 299792,457999...km/s. Tetapi ketika malaikat-malaikat itu memasuki medan gravitasi lubang cacing, pengamat ini masih melihat malaikat-malaikat itu memasuki lubang cacing dengan kecepatan 99,99999...% dari kecepatan cahaya, namun itu tidak lagi pada 299792,457999...km/s. Ini karena dengan adanya gravitasi kecepatan cahaya menjadi relatif. Jika dia melihat kecepatan cahaya di lubang cacing pada 10 meter/detik, misalnya, maka dia akan melihat malaikat-malaikat itu bergerak dengan kecepatan hanya 9,999999...meter/detik, mengepakkan sayapnya dalam gerakan lambat, berwarna kemerahan dan sangat redup ( dan pada gilirannya mereka akan melihatnya dalam gerakan cepat, berwarna kebiruan dan sangat cerah). Dilatasi waktu yang lebih kecil (katakanlah 100 atau 1000 tahun vs. satu hari) juga dapat terjadi jika kita berdiri di Bumi dan malaikat berdiri di atas bintang neutron (atau menahan jatuhnya mereka ke dalam bintang neutron; pelebaran waktu gravitasi). Ini membuat kecepatan mereka relatif terhadap kita menjadi nol (dan bukan 299792,457999... km/s). Tapi lubang cacing yang terjadi secara alami menghubungkan lubang hitam yang jauh; namun pada pelebaran waktu yang lebih rendah (100 atau 1000 tahun vs. satu hari) kedua pintu masuk lubang cacing tidak dapat terhubung; karenanya lubang cacing tidak dapat terbentuk. Jadi dengan pelebaran waktu yang dinyatakan dalam Al Quran (50.000 tahun vs. 1 hari) dan fakta bahwa malaikat bergerak maka malaikat tersebut harus melintasi lubang cacing. Bintang neutron atau skenario lainnya tidak dapat melakukannya. Pelajari lebih lanjut: Lubang cacing.